WELCOME TO OUR KNOWLEDGE

Selamat Datang...
Koleksi makalah untuk temen-temen S1 Jurusan Tarbiyah beserta tulisan-tulisan menarik lain

Rabu, 26 November 2008

Langkah-langkah Nglupaen Naya.....

LANGKAH-LANGKAH MELUPAKAN MANTAN KEKASIH

1.Menangis Semalam

Anda boleh menangis .Kesedian dan sakit hati memang harus di ungkapkan secara bebasmeskipun menyakitkan.Anda boleh menangis sampai mata bengkak dan nggak mengeluarkan airmata lagi,Tapi jangan lama-lama.Yang penting sudah puas semalaman dan setelah itu anda ndak pernah nangis lagi

2.Berpikir Positip

Memang tidak mudah untuk bersyukur di antara kecambuk sakit hati yang kunjung sembuh.Coba anda berpikir klu hubungan itu masih terus berlanjut bahkan janur kungin sudah melengkung tapi kemudian tetep putus di tegah jalan!!Akan lebih parah keadaannya,yang penting kehormatan belum terengggut maka lebih sedikit waktu yang dibutuhkan untuk melupakan mantan

3.Have Fun

Lupakan kesedian dengan cara menyalurkan hobi anda.Pokoknya yang anda suka,lebih ramai dengan teman-teman agar makin seru

4.Buang Barang_Barang Pemberiannya

Semua hadiah pemberiannya buang aja!!dengan membuang pemberiannya anda tidak akan ingat dengannya.Klu barang-barang itu sayang dibuang berikan aja pada orang lain,itung-itung sambil menghilangkan jejak sambil amal.anda bisa dapat pahala.

5.Cari Kekasih Baru

Cara ini cara termudah melupakan mantan,asal anda tak lantas jatuh hati kemudian patah hati lagidalam waktu dekat.Niscaya bau mantan akan segera sirna.Ingat pastikan kekasih baru anda itu tidak seperti mantan anda

6.Refreshing Ke Tempat Baru

Supaya mudah melupakan kekasih anda ajak teman -teman anda untuk berlibur ke tempat baru.Jadi sambil melupakan kenangan sang manta anda tetep bisa bersenang-senang.Biar hati sakit banget,tapi siapa tahu di tempat baru anda bisa mendapatkan penggantinya.

7.Permak Penampilan

Ubah penampilan anda menjadi baru biar membuat hati senang.Siapa tahu dengan penampilan baru ada yang tertarik dengan anda.

8.Introspeksi Diri

Bila ke tujuh diatas untuk melupakan sementara maka ada dua cara yang terahkir untuk memusnakan bayangan mantan kekasih.Ketika sebuah hubungan berakhir sebaiknya kita introspeksi diri.Apa saja sifat yang positif atau negati agar kelak bila telah menemukan tambatan hati baru sifat dan karakter kita bisa lebih baik dari sebelumnya.

9.Ingat Selalu keburukan Dia

Mengingat keburukan mantan bukan berati kita menjelek-jelekan mantan ke hadapan teman.Ini hanya untuk hati dan pikiran anda sendiri,sebab klu kita mengingat kebaikan dia makan kita akan mengingatnya dan akhirnya kita akan menyesali dan merutuki diri saja.Memang agak susah untuk memulai tapi akhirnya akan berguna dan bagus untuk penyembuhan luka hati

10.Berdoa

Dengan banyak berdoa pasti kita akan segera bisa melupakan mantan kekasih

Senin, 24 November 2008

SURAH MAKKIYAH DAN MADANIYYAH


SURAH MAKKIYAH DAN MADANIYYAH


1. Pengertian Makki dan madani
Ulama’ masih ikhtilaf/berbeda pendapat di dalam mendefinisikan Makki, namun dari beberapa definisi yang mereka kemukakan terdapat definisi yang masyhur tentang makki adalah ayat maupun surat sebelum Nabi Hijrah ke Madinah. Sedangkan Madani adalah surat atau ayat yang di turunkan setelah Nabi hijrah, baik ketika itu turun di Mekkah maupun Madinah, dalam tahun pembukaan atau haji wada’, di rumah maupun di perjalanan.
2. Perbedaan Makki dan Madani
Adapun untuk membedakan kedua nya, Ulama’ mempunyai cara berfikir/paradigma yang masing-masing mempunyai landasan ;
a). Dari segi waktu turunnya
Kalau Makki di tutunkan sebelum hijrah meskipun tidak di Mekkah, sedangkan Madani di turunkan sesudah hijrah sekalipun bukan di Madinah. Adapun yang di turunkan sesudah hijrah, meskipun di Mekkah atau Arofah adalah Madani, seperti yang di turunkan ketika penaklukan kota Mekkah. Contoh pada Qs. An-nisa, ayat 8 :

Artinya : “ Sesungguh nya Allah menyuruh kamu untuk menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepada kamu. Dan sesungguhnya Allah maha mendengar dan melihat”. ( Qs. An-nisa’, ayat 58)

b). dari segi tempat turunnya
Kalau makki di turunkan di Mekkah dan sekitarnya seperti Mina, Arafah dan Hudaibiyyah. Sedangkan madani tutunnya di Madinah dan sekitarnya seperti Uhud, Quba, dan Sil. Pendapat tersebut berindikasi pada tidak adanya pembagian secara kongkrit dan mendua (Ambigu) sebab yang turun dalam perjalanan di tabuk atau Baitul maqdis tidak termasuk di dalam salah satunya, sehingga ia tidak di katakan makki dan madani, dan juga berindikasi pada bahasa yang di turunkan di Mekkah sesudah hijrah yang di sebut dengan Makki.

c). Dari segi sasarannya
Kalau makki semuanya di tujukan kepada penduduk Mekkah ketika itu, sedangkan madani di tujukan kepada penduduk Madinah. Berdasarkan pendapat ini para pendukungnya menyatakan bahwa ayat al-qur’an yang mengandung seruan Ya ayyuhannas adalah Makki, sedangkan ayat yang mengandung seruan Ya ayyuhalladji na’aamanu adalah Madani.

3. Tanda-tanda surat maki dan madani
Bahwasannya ulama’ menyebut tanda surat Makki dan Madani sebagai berikut :
a). Tanda-tanda surat Maki
i. Setiap surat yang di dalamnya terdapat Yaa ayyuhannas, dan di dalamnya tidak mengandung Yaa ayyuhalladjiina amanu, maka berarti Makki. Dan ulama’ ikhtilaf dalam surat akhir Al-hajj, namun yang demikian mayoritas Ulama’ berpendapat ayat tersebut Makki.
ii. Setiap surat yang di dalamnya mengandung lafadz Kalla berarti makki, lafadz ini hanya terdapat separuh terakhir dari al-qur’an dan di sebutkan sebanyak 33 kali dalam 15 surat, dalam kitab Ulumul Qur’an di sebutkan 33 kali dalam 25 surat.
iii. Setiap surat yang mengandung cerita Nabi Adam dan iblis adalah Makki, kecuali surat al-baqarah.
iv. Setiap surat yang mengandung kisah umat terdahulu adalah Makki.
v. Di dalamnya terdapat ayat sajadah, dalam al-qur’an ada 15 ayat.
vi. Di dalamnya terdapat huruf tahajji
Dari segi ciri tema dan gaya bahasa seperti teringkas sebagai berikut :
i. Doktrin tentang tauhid dan hanya beribadah kepada Allah, pembuktian mengenai risalah, hari kebangkitan, pembalasan, kiamat dan kengeriannya, neraka dan siksanya, surga dan ni’matnya, argumentasi terhadap orang musyrik dengan menggunakan buki-bukti rasional dan ayat-ayat kauniyyah.
ii. Peletakkan dasar-dasar umum untuk perundang-undangan dan ahlaq mulia yang menjadi basic terbentuknya masyarakat, dan penyikapan dosa orang-orang musyrik dalam penumpahan drah, memakan harta anak yatim secara dzalim, penguburan hidup-hidup bayi prempuan dan tradisi buruk lainnya.
iii. Menyebutkan kisah para nabi dan umat-umatnya terdahalu sebagai pelajaran bagi mereka, sehingga mengetahui nasib seseorang yang mendustakan sebelum mereka dan sebagai hiburan buat Rasulullah, sehingga baliau tabah dalam menghadapi segala gangguan dari mereka dan yakin akan menang.
iv. Suku katanya pendek, di sertai dengan kata-kata yang mengesankan pernyataannya singkat, di telinga terasa menembus dan terdengar sanagat keras, menggetarkan hati dan ma’nanya pun meyakinkan dengan di perkuat lafadz-lafadz sumpah seperti surat-surat yang pendek-pendek.
b). Tanda-tanda Madani
i. Setiap surat yang berisi kewajiban atau Had adalah Madani
ii. Setiap surat yang di dalamnya di sebutkan orang-orang munafik adalah Madani, kecuali surat al-ankabut
iii. Setiap surat yang di dalamnya berdialog dengan ahli kitab adalah Madani
Sedangkan dari segi dan ciri khas tema dan gaya bahasa sebagai berikut :
i. Menjelaskan ibadah, mu’amalah, had, kekeluargaan, warisan, jihad, hubungan sosial, hubungan internasional, baik di waktu damai maupun di waktu perang, kaidah hukum maupun permasalahan perundang-undangan.
ii. seruan dari kalangan kitab ahli yahudi dan nasrani, dan ajakan kepada mereka untuk masuk Islam
iii. menyingkap prilaku orang munafik, menganalisis kejiwaannya, membuka kedok nya, dan mejelaskan bahwa ia berbahaya bagi agama

4. Faidah mengetahui Maki dan Madani
Dengan mengetahui maki dan madani, akan membawa hikmah dan faidah diantaranya :
i. Perbedaan nasekh dan mansukh
ii. Merupakan media dan membantu untuk menafsirkan al-qur’an
i. Pengetahuan terhadap sejarah pembentukan hukum (Tarikh tasyri’) dan fase-fase pembenahan (Tajridah)
ii. Pemantapan terhadap gaya bahasa al-qur’an dalam mengajak kepada jalan Allah SWT.
iii. Mengetengahkan sejarah nabi dengan cara mengikuti jejak beliau ketika di Mekkah dan Madinah, serta sikap-sikap beliau dalam berda’wah, kodisi beliau yang merupakan cerminan para da’I dengan metode beliauyang sangat bijak.

5. Kesimpulan
Di lihat dari setiap sub nya bahwa, dari segi kebenarannya al-qur’an merupakan sumber dari berbagai sumber, dengan kata lain al-qur’an menempati posisi paling awal dari tertib sumber hukum dalam berhujjah, adapun sumber yang lainnya hanya sebatas pelengkap dan cabang dari al-qur’an, karena pada dasarnya sumber-sumber tersebut akan kembali kepada al-qur’an
Dan bahwasanya mengetahui ilmu makki dan madani merupakan sesuatu yang sangat pentig guna menjadi landasan peneliti untuk mengetahui metode da’wah, macam-macam seruan dan pentahapan dalam menetapkan hukum, perintah dll.

Bahan Bacaan
- Ulumul Qur’an, studi kompleksitas al-qur’an Yogyakarta, Titian Ilahi Press.1999
- Djalal. H. Abdul. Prof. dr Ulumul qur’an Surabaya, Dunia ilmu 2000
- Al qatthan, manna Khalil Studi Ilmu-ilmu al-qur’an. Jakarta, Litera Antar Nusa, 2000.

Sabtu, 22 November 2008

Tasawwuf dan Ma,rifat

TASAWWUF DAN MAKRIFAT.
Pengertian"Ma'rifat" dalam bahasa berarti tahu atau kenal, ilmu atau pengetahuan, diambil dari bahasa Arab 'arafa. Dalam artian umum, ilmu atau pengetahuan yang diperoleh melalui akal. Dalam tasawuf, makrifat berarti mengetahui Allah SWT dari dekat, yaitu pengetahuan dengan hati sanubari.
Dengan makrifat seorang sufi lewat hati sanubarinya, dapat melihat Tuhan Allah SWT. Para sufi mengatakan, "kalau mata yang terdapat dalam hati sanubari manusia terbuka, mata kepalanya akan tertutup dan ketika itu yang dilihatnya hanya Allah SWT.
Makrifat itu merupakan cermin. Jika seorang sufi melihat ke cermin, maka yang akan dilihatnya hanya Allah SWT. Yang dilihat orang arif sewaktu tidur maupun bangun hanya Allah SWT".Pengetahuan dalam bentuk makrifat merupakan pengetahuan yang langsung ada pada Allah SWT, yang dianugerahkan-Nya kepada mereka yang diberi kemampuan menerimanya. Makrifat merupakan cahaya yang memancar ke dalam hati, menguasai daya yang ada dalam diri manusia dengan sinarnya yang menyilaukan.
Menurut para Sufi seperti yang dikemukakan oleh seoran sufi, Abu Bakar Al Kalabazi, bahwa Allah SWT lah yang membuat manusia mengenal diri-Nya. (Ensiklopedi Islam 3, 1994 :130).2. Hubungan Tasawuf dengan Ma'rifat.Makrifat kadang-kadang dipandang sebagai makam dan terkadang dipandang sebagai haal. Antara makrifat dan mahabbah ada kesamaan dan ada perbedaan. Persamaannya keduanya menggambarkan keadaan dekatnya seorang sufi dengan Tuhan. Perbedaannya mahabbah menggambarkan hubungan dalam bentuk cinta, sedangkan makrifat menggambarkan hubungan dalam bentuk pengetahuan dengan hati sanubari.Sabda Rasulullah SAW,Artinya : Siapa yang mengenal dirinya, sesungguhnya dia dapat mengenal Tuhannya.
Zunnun Al-Mishry berkata,Artinya : Aku kenal Tuhanku dengan Tuhanku juga, kalau tidak dengan Tuhanku aku tidak mengenal Tuhanku. (Al Qusyairi : 315).Menurut Zunnun tokoh utama dan pencetus paham makrifat berpendapat, bahwa pengetahuan tentang Tuhan Allah itu terbagi tiga, yaitu pengetahuan orang awam, pengetahuan ulama dan pengetahuan orang arif.Pengetahuan orang awam tentang Allah pada dasarnya adalah pengetahuan yang diterima dari ajaran agama tanpa memerlukan pembuktian melalui logika. Pengetahuan tentang Tuhan diperoleh dengan perantaraan ucapan dua kalimat syahadat. Pengetahuan ulama mementingkan dalil dan logika. Baik pengetahuan orang awam maupun pengetahuan ulama tentang Allah disebut sebagai ilmu, bukan makrifat.
Pengetahuan dalam bentuk makrifat menurut Zunnun, adalah pengetahuan tentang Allah di kalangan kaum sufi yang dapat melihat Allah dengan hati sanubarinya. Makrifat ini adalah anugerah Allah kepada kaum sufi yang telah dengan ikhlas beribadat dan sungguh-sungguh mencintai dan mengenal Allah. Dengan keikhlasan ibadat itulah, maka Allah menyingkapkan tabir (kasysyaf) dari pandangan sufi untuk dapat menerima cahaya yang dipancarkan oleh Allah SWT. Dalam keadaan demikian, sufi dapat melihat keindahan Allah yang abadi dan mengetahui keesaan-Nya.
Dalam tasawuf terdapat komunikasi dua arah. Di satu pihak sufi berusaha keras mendekatkan diri dari bawah, sedangkan di lain pihak Allah dari atas menurunkan rahmat-Nya. Ketika berlangsung komunikasi dua arah dalam bentuk makrifat, pengaruh akal dan penglihatan mata hilang, karena yang disaksikan seorang sufi hanyalah yang hakiki yaitu Allah melalui hati sanubari.Al Qusyayri mengatakan ada tiga alat dalam tubuh manusia yang digunakan sufi untuk berhubungan dengan Allah SWT.a. Qalbu (Qalb, the heart) untuk mengetahui sifat Tuhan.b. Roh (Ruh, the spirit) untuk mencintai Tuhan.c. Sir (Sirr, hati sanubari, inmost ground of the soul) untuk melihat Tuhan.Dari ketiga alat tersebut, Sir merupakan alat yang peka dan lebih halus dari roh apalagi kalbu. Sir merupakan alat yang digunakan oleh sufi untuk memperoleh makrifat. Oleh sebab sir bertempat pada roh dan roh bertempat pada kalbu, maka sir timbul serta dapat menerima makrifat dari Allah SWT, di kala roh dan kalbu telah suci dan kosong dari segala sesuatu yang dapat mengganggunya. Tibalah saatnya bagi sufi ketika itu menangkap cahaya Tuhan yang diturunkannya.
Kalbu tak ubahnya sebagai kaca, jika senantiasa bersih akan mempunyai daya tangkap sir yang benar, untuk memperoleh cahaya cemerlang yang dipancarkan Allah SWT. Apabila cahaya cemerlang itu diperoleh, di kala itulah sufi bertemu dengan zat maha tinggi. Pertemuan dengan Allah, itulah puncak kebahagiaan.Walaupun makrifat dapat menyingkapkan rahasia-rahasia Allah kepada seorang sufi, namun makrifat yang penuh tidak mungkin dapat dicapai oleh manusia, lantaran keterbatasan manusia itu sendiri, disamping kemutlakan Allah SWT. Al Junaid mengatakan dalam hal ini, "Cangkir teh tak akan boleh menampung semua air yang ada di laut".
Pernyataan ini menunjukkan bahwa meskipun seorang sufi berusaha secara berterusan untuk memeproleh makrifat, tidak mungkin ia memperolehnya dalam arti yang penuh dan sempurna, sehingga semua rahasia hakikat ketuhanan dapat diketahuinya.Setelah makrifat itu dicapai, tujuan dan pengaruhnya dapat diterapkan dalam kehidupan. Zunnun mengatakan bahwa makrifat mempunyai jangkauan atau tujuan moral yakni nilai kemanusiaan seoptimalnya yang harus berhiaskan akhlak Allah SWT .Pergaulan orang arif bila telah sampai ke tingkat ini bagaikan pergaulan dengan Allah SWT.
Siti Aisyah waktu ditanya tentang akhlak Rasulullah menjawab bahwa akhlak Rasulullah adalah Al Qur'an. Menurut Zunnun ada tiga tanda orang arif :a. Cahaya makrifatnya tidak memadamkan cahaya kerendahan hatinya.b. Tidak mengakui secara batiniah, ilmu yang bertentangan dengan hukum lahiriah (hukum syari'at)c. Nikmat Allah SWT yang banyak itu tidak menggiringnya untuk melanggar larangan Allah SWT.Tanda-tanda tersebut pada hakikatnya mengacu kepada profil seorang sufi yang memiliki akhlak tinggi yaitu akhlak ilahiyah.Paham makrifat yang dikemukakan Zunnun itu diterima oleh Al Ghazali, sehingga mendapat pengakuan di kalangan Ahlus Sunnah wal Jama'ah, karena Al Ghazali adalah salah seorang figur yang sangat berpengaruh di kalangan mereka.
Al Ghazali-lah yang membuat tasawuf menurut pola pikir tersebut menjadi halal dan dapat diterima oleh kaum syariat. Al Ghazali mengatakan, "Makrifat adalah mengetahui rahasia-rahasia Allah SWT dan mengetahui peraturan-peraturan-Nya tentang segala yang ada". Al Ghazali mengatakan, "Alat seorang sufi mendapatkan makrifat adalah kalbu, bukan panca indera atau akal. Pengetahuan yang diperoleh kalbu lebih benar daripada pengetahuan yang diperoleh melalui akal.
Jalan untuk memperoleh kebenaran adalah tasawuf (makrifat dan bukan falsafah). Al Ghazali mengatakan makrifat juga berarti memandang kepada wajah Allah SWT .Selanjut-nya dia mengemukakan bahwa makrifat mengandung tujuan moral, kebahagiaan, cinta kepada Allah SWT dan fana di dalamnya. Jalan yang ditempuh kaum sufi mengandung tujuan meningkatkan akhlak terpuji melalui latihan jiwa, dan juga bertujuan mengganti akhlak tercela menjadi akhlak yang terpuji. Dengan kata lain, tujuan makrifat menurut Al Ghazali sejalan dengan tujuan makrifat menurut Zunnun, yakni mengacu pada moral ilahiyah.Untuk dapat ma'rifat kepada Allah, haruslah melalui mujahadah, perjuangan yang sungguh-sungguh dan terus menerus melaksanakan jalan menuju Allah itu.Firman Allah SWT :Artinya : Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridlaan) Kami sungguh akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami (Q.S. Al Ankabut 29 : 69).Orang-orang yang berjalan menuju Allah, ibarat jarum-jarum menuju gumpalan besi berani.
Getaran magnit besi berani itulah yang lebih berperan sesungguhnya untuk mendekat, dibandingkan usaha jarum itu sendiri.Sabda Rasulullah SAW (Hadis Qudsi),Artinya : Aku sesuai dengan dugaan hamba-Ku kepada-Ku dan Aku bersama dengannya. Ketika dia ingat kepada-Ku di dalam hatinya, Aku pun ingat pula kepadanya di dalam hati-Ku, dan jika dia ingat kepada-Ku dalam lingkungan khalayak ramai, Aku pun ingat kepadanya pada khalayak yang lebih baik. Dan jika dia mendekat kepada-Ku sejengkal, maka aku pun mendekat pula kepadanya sehasta, dan jika dia mendekat kepada-Ku sehasta niscaya Aku mendekat kepadanya sedepa, dan jika dia datang kepada-Ku berjalan maka Aku mendatanginya sambil berlari. (H.R. Bukhari Muslim).
Setelah dekat bahkan lengket dengan besi berani, si jarum tidak sadarkan diri dan tidak berfungsi sama sekali. Dalam keadaan demikian si jarum tidak menjadi besi berani, begitu pula sebaliknya. Begitulah orang yang 'arif billah menggambarkan keadaan orang yang fana' fillah.
Prof. Dr. H. Kadirun Yahya mengatakan, perumpamaan orang arif yang sedang fana' fillah, ibarat besi panas. Besi luluh dan lebur bersama api. Tidak dapat dibedakan mana yang besi mana yang api. Besi tidak panas, karenanya tidak membakar. Yang panas tetap api dan apilah yang membakar. Tapi karena begitu berhampirannya besi dengan api, sehingga tidak dapat dibedakan mana yang besi dan mana pula yang api. Walaupun demikian besi tidak akan jadi api dan sebaliknya. Begitu pulalah halnya orang 'arif atau mursyid tidak akan jadi Allah dan sebaliknya.
Yang memberi bekas - keramat misalnya - tetap Allah. Orang 'arif atau mursyid menyalurkan wasilah, getaran, power tak terhingga yang langsung dari Allah SWT, melalui kekasih-Nya, wali-wali Allah, orang 'arif, atau mursyid.Prof. Dr. H. Saidi Syekh Kadirun Yahya menggambarkan hal yang sama, seperti strum letrik dengan kabel. Strum letrik bukan kabel dan sebaliknya. Strum tidak akan jadi kabel dan sebaliknya. Yang memberi bekas adalah tetap strum yang datang dan bersumber dari dinamo sentral letrik. Rumusan beliau ini berdasarkan firman afaki yang dikelola berdasarkan bukti dikonfirmasikan dengan firman kitabi, kemudian diaktualisasikan sehingga menjadi kenyataan melalui uji coba berpuluh-puluh tahun.As Syekh Al Qusyayri memulai untuk menjelaskan tentang ma'rifah ini dengan mengemukakan Q.S. Al An'am 6 : 91.Firman Allah SWT,Artinya : Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya (Q.S. Al An'am 6 : 91).Dalam kitab-kitab tafsir tertulis ayat ini berarti,Artinya : Mereka tidak mengenal Allah sebagaimana seharusnya Dia dikenal.Sabda Rasulullah SAW,Artinya : Diriwayatkan oleh Aisyah r.a. bahwa Nabi bersabda "Landasan sebuah rumah adalah pondasinya. Landasan agama adalah pengenalan langsung terhadap Allah, keyakinan dan akal yang menjaga dari kekeliruan". Aisyah bertanya semoga ayah dan ibuku menjadi tebusanmu, apakah akal yang menjaga dari kekeliruan itu ? Rasulullah menjawab : "Menahan diri dari ketidakpatuhan terhadap Allah dan bersemangat dalam mentaati-Nya". (H.R. Ad Dailani)
Di kalangan sufi, ma'rifat adalah sifat dari orang yang mengenal Allah SWT dengan nama-nama serta sifat-sifat-Nya, dan berlaku tulus kepada Allah SWT dengan perbuatan-perbuatan-Nya, yang lalu mensucikan dirinya dari sifat-sifat yang rendah dengan segala cacatnya. Kemudian dia berdiri lama di depan pintu, kemudian dia senantiasa mengundurkan hatinya dari hal-hal duniawiyah yang rendah.
Setelah itu dia menikmati kedekatan dengan Allah dengan segala keindahannya dan mengukuhkan ketulusannya dalam semua keadaan terhadap Allah. (Al Qusyayri : 311-312).Dalam buku-buku tasawuf kita jumpai kalimat-kalimat yang terjalin menegaskan keeratan hubungan antara syariat, tarikat, hakikat dan makrifat itu.Sabda Rasulullah SAW yang maksudnya, "Syariat itu perkataanku, tarikat itu perbuatanku, dan hakikat itu ialah kelakuanku".
Makrifat Allah TaalaMakrifat itu ialah mengenalkan diri-Nya (Allah Taala) kepada hamba-Nya dalam ertikata sebagai suatu penganugerahan Allah Taala kepada mereka melalui ilmu laduni. Barangsiapa mengenal Allah Taala, nescaya ia mengenal dirinya dan barangsiapa kenal akan dirinya, nescaya ia kenal akan Tuhannya dan barangsiapa kenal Tuhannya, nescaya ia berasa jahil akan dirinya.Maka tiap-tiap makrifat itu tertakluk kepada mengenal diri, dan mengenal diri itu tertakluk kepada mengenal Tuhan, dan mengenal Tuhan itu tertakluk kepada kejahilan dirinya.Sepertimana sabda Nabi s.a.w.Ertinya:Terlebih mengenal kamu akan Tuhannya, terlebih kamu mengenal akan diri-Nya.Makrifat Allah Taala itu adalah jalan untuk menyampaikan kepada Kasyaf.
Kasyaf ertinya terbuka daripadanya itu segala hakikat sesuatu yang menyampaikan kepada fana daripada Allah Taala dan fana itu adalah jalan untuk menyampaikan kepada fana ul fana iaitu ia tidak melihat dirinya itu yang memfana kan dirinya, hanya yang dilihatnya Allah Taala saja yang memfana kan dirinya.Fana ul fana itu adalah jalan yang menyampaikan kepada Baqa sebagai maksud yang dituntut.Maqam inilah yang di tafsirkan, melalui pandangan anda sesungguhnya Allah Taala itu meliputi tiap-tiap sesuatu.Ketika itu anda akan merasakan terlebih manis daripada madu dan lebih lazat daripada susu.

Senin, 17 November 2008

ISD: Stratifikasi Sosial

STRATIFIKASI SOSIAL
MASYARAKAT KUNO DAN MODERN



MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Ilmu Sosial Dasar”


Oleh:
Wahyu Irvana
Semester I-B

Dosen Pembimbing:
Drs. HM. Muadz Jamili, M.Pd.I















SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM “MIFTAHUL ‘ULA”
(STAIM)
NGLAWAK-KERTOSONO
JURUSAN TARBIYAH PRODI S-1 PAI
November, 2008
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Masyarakat dengan segala aspek yang mencakup di dalamnya merupakan suatu objek kajian yang menarik untuk diteliti. Begitu pula dengan sesuatu yang dihargai oleh masyarakat tersebut. Dengan kata lain, sesuatu yang dihargai dalam sebuah komunitas masyarakat akan menciptakan pamisahan lapisan atau kedudukan seseorang tersebut di dalam masyarakat. Pada kajian yang dibahas dalam makalah ini, yaitu stratifikasi sosial yang terjadi antara masyarakat kuno dan modern, kita akan dapat menemukanperbedaan yang terjadi di dalamnya, menarik sebuah kesimpulan yang terjadi akibat stratifikasi sosial.
Secara umum dapat kita pahami bahwa stratifikasi sosial yang terjadi pada zaman kuno dan modern adalah sesuatu yang tidak bisa dihindarin membutuhkan sebuah kajian yang berguna untuk menindak lanjuti dampak-dampak yang berasal dari stratifikasi sosial dalam masyarakat.

1.2Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, akan dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1.Apa pengertian dari stratifikasi sosial?
2.Bagaimana stratifikasi sosial pada masyarakat kuno?
3.Bagaimana stratifikasi sosial pada masyarakat modern?
4.Apa dampak dari adanya stratifikasi sosial?
1.3Tujuan
1.Mengetahui pengertian dari stratifikasi sosial.
2.Mengetahui stratifikasi sosial yang terjad pada masyarakat kuno.
3.Mengetahui stratifikasi sosial yang terjadi pada masyarakat modern.
4.Mengetahui dampak dari stratifikasi sosial.
BAB II
STRATIFIKASI SOSIAL
MASYARAKAT KUNO DAN MODERN


2.1Pengertian
Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (vertikal), yakni pemisahan kedudukan anggota masyarakat ke dalam tingkat-tingkat kelas pada masyarakat.
Menurut Robert MZ. Lawang (dalam Http:// sosionamche. Blogspot. Com) Pelapisan sosilal merupakan penggolongan orang –orang dalam suatu sistam sosial tertentu secara hierarki menurut dimensi kekuasaan, privelese, dan prestise.
Jadi stratifikasi sosial adalah perbedaan yang terjadi baik disengaja atau tidak dalam masyarakat secara vertikal.
Stratifikasi sosial terjadi karena ada sesuatu yang dihargai dalam masyarakat, misalnya: harta, kekayaan, ilmu pengetahuan, kesalehan, keturunan dan lain sebagainya. Stratifikasi sosial akan selalu ada selama dalam masyarakat terdapat sesuatu yang dihargai (Prof. Selo Sormardjan dalam Http:// sosionamche. Blogspot. Com).
Stratifikasi sosial akan menimbulkan kelas sosial, dimana setiap anggota masyarakat akan menempati kelas sosial sesuai dengan kriteri yang mereka miliki. Kelas sosial adalah golongan yang terbentuk karen adanya perbedaan kedudukan tinggi dan rendah, dan karena adanya rasa segolongan dalam kelas tersebut masing-masing, sehingga kelas yang satu dapat dibedakan dari kelas yang lain (Hasan Sadili, dalam Http:// sosionamche. Blogspot. Com).
Adapun stratifikasi sosial pada masyarakat kuno dan modern berbeda karena kriteria sesuatu yang dihargai juga berbeda.

2.2Stratifikasi Sosial pada Masyarakat Kuno
Masyarakat kuno sering disamakan dengan masyarakat pra-industri yang dalam hal ini dilekatkan dengan masyarakat pedesaan. Menurut Riedfeld (dalam Sosiologi 2 untuk SMU), masyarakat kuno (pra-industri) memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.Agak rendah pengetahuan dan teknologinya
2.Komunitasnya kecil
3.Belum benyak mengenal pembagian kerja dan spesialisasi
4.Masih tidak banyak diferensiasi sosial
5.Tidak banyak heterogenitas
6.Adanya ciri-ciri orde moral, yaitu sebuah prinsip yang mengikat mekanisme masyarakat
Sedangkan stratifikasi sosial yang terjadi pada masyarakat kuno adalah:

2.3Stratifikasi Sosial pada Masyarakat Modern
Masyarakat modern sering disebut dengan masyarakat industri yang juga sering dilekatkan dengan masyarakat kota. Adapun ciri-ciri masyarakat modern adalah sebagai berikut:
1.Hubungan antar manusia didasarkan atas kepentingan pribadi
2.Hubungan dengan masyarakat lain dilakukan secara terbuka dan suasana saling mempengaruhi, kecuali penjelasan penemuan rahasia
3.Kepercayaan pada manfaat IPTEK sebagai sarana untuk senantiasa meningkatkan kesejahteraan masyarakat
4.Masyarakat tergolong pada macam-macam profesi serta keahlian masing-masing
5.Tingkat pendidikan formal yang tinggi dan merata
6.Hukum tertulis secara sangat kompleks
7.Hampir seluruh ekonomi adalah ekomomi pasar ( Selo Soemardjan dalam Sosiologi 2 untuk SMU)
Adapun stratifikasi sosial yang terjadi pada masyarakat modern adalah

2.4Dampak Stratifikasi Sosial pada Kehidupan Masyarakat
Pengaruh atau dampak stratifikasi sosial pada kehidupan masyarakat sangat besar dan berpengaruh. Karena dengan kelas sosial yang ada akan menyediakan masyarakat dengan apa yang mereka butuhkan. Stratifikasi sosial dalam masyarakat digambarkan mengerucut atau seperti piramida, hal ini disebabkan semakin tinggi kelas sosial, semakin sedikit pula jumlah yang menempatinya.
Adapun dampak stratifikasi sosial pada dalam kehidupan masyarakat adalah:
1.Orang yang menduduki kelas sosial yang berbeda akan memiliki kekuasaan, privelese, dan prestise yang bebeda pula, dalam artian akan menciptakan sebuah perbedaan status sosial.
2.Kemungkinan timbulnya proses sosial yang disosiatif berupa persaingan, kontravensi, maupun konflik
3.Penyimpangan perilaku karena kegagalan atau ketidak mampuan mencapai posisi tertentu. Kejahatan tersebut dapat berupa alkoholisme, korupsi, kenakalan remaja dan lain sebagainya
4.Konsentrasi elite status, yaitu pemusatan kedudukan yang penting pada golongan tertentu, misalnya kolusi.
BAB III
PENUTUP

3.1Kesimpulan
Dari pembahasan bab II dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.Stratifikasi sosial adalah pembedaan masyarakat dalam kelas-kelas secara bertingkat
2.Stratifikasi sosial ada karena terdapat sesuatu yang dihargai
3.Stratifikasi sosial pada masyarakat kuno dan masyarakat modern berbeda karena perbedaan kriteria sosial yang digunakan
4.Stratifikasi sosial pada masyarakat kuno didasarkan atas
5.Stratifikasi sosial pada masyarakat modern didasarkan atas
6.Dampak dari stratifikasi sosial sangat besar karena pada kelas sosial yang ada akan menyediakan masyarakat dengan kebutuhan yang mereka butuhkan.

3.2Saran-saran
1.Stratifikasi sosial bukan halangan bagi kita untuk menjadi lebih baik. Maka sifat optimis dan merasa cukup dalam hal ini diperlukan
2.Tidak ada masyarakat tanpa stratifikasi sosial, maka optimalisasi peran adalah yang terbaik.
DAFTAR PUSTAKA


1.Maftuh, bunyamin dan yadi ruyadi. 1996. Sosiologi 2 untuk SMU. Bandung: Ganeca Exact.

2.Http:// sosionamche. Blogspot. Com.

3.Http:// zuryawanisvandiar. Blogspot. Com.

FILSAFAT ALIRAN MATERIALISME

FILSAFAT ALIRAN MATERIALISME


MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Ilmu Pengantar Filsafat Umum











Disusun oleh:

Yusuf Afifuddin

Rikhatul Jannah

Wahyu Irvana


Dosen Pengampu:

Drs. Amiruddin, M.Pd





SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM “MIFTAHUL ‘ULA”

(STAIM)

NGLAWAK-KERTOSONO

2008

KATA PENGANTAR


Segala puji hanya milik Allah, dzat Yang Maha Tinggi, yang telah mengaruniakan kepada umat manusia berupa akal dan ilmu. Sehingga dengan akal yang kita miliki kita dapat selalu berupaya mencari sebuah kebanaran yang hakiki, kebenaran mutlak.

Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, manusia pilihanNya nabiyulloh Muhammad SAW. yang dengan risalah yang dibawanya berupa agama yang menjadi sumber kebenaran tertinggi.

Filsafat merupakan disiplin ilmu yang mengggunakan rasio sebagai alat untuk menemukan sebuah kebenaran. Namun terlepas dari hal tersebut, setiap manusia memiliki pandangan rasio yang berbeda, pandangan mengenai kebenaran yang berbeda, sehingga timbul berbagai aliran dalam dunia filsafat.

Meski kebenaran filsafat berada di atas ilmu pengetahuan, namun sebagai umat yang percaya adanya Tuhan, kebenaran agama tetap yang tertinggi. Oleh karena itu dalam menyikapi segala argumen filsafat, sebaiknya tidak meninggalkan agama. Akhirnya penyusun berharap dan berdoa semoga makalah ini dapat berguna untuk kita semua. Amin.



Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN


  1. Latar Belakang

Manusia dengan segala kemampuan yang dimilikinya, selalu berusaha mencari sesuatu yang baru. Dengan kemampuan rasio pula manusia senantiasa mencari jati diri mereka, berpikir jauh di luar jangkauan indera, mencari sebuah kebenaran yang hakiki, dan sesuatu Yang Mutlak.

Filsafat merupakan hasil dari pemikiran manusia, dan induk segala ilmu pengetahuan. Manusia dengan berbagai ragam latar kehidupan, dan cara berpikir membuat filsafat menjadi sebuah disiplin yang terus dikaji. Berbagai aliran filsafat yang timbul adalah dampak dari beragamnya pemikiran rasio manusia.

Materialisme, adalah salah satu aliran dalam dunia filsafat. Dan aliran ini juga didukung banyak orang. Aliran yang sarat dengan empirisme dan material ini cukup menarik untuk dikaji. Dan dalam makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut segala yang berhubungan dengan materialisme.


  1. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah:

        1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu pengantar filsafat umum

        2. Untuk menambah pengetahuan tentang dunia kefilsafatan terutama yang berkaitan dengan aliran materialisme.

        3. Sebagai sarana latihan pembuktian sebuah kebenaran


  1. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini akan dijelaskan beberapa masalah, yaitu:

        1. Dasar-dasar pemikiran kaum materialisme

        2. Macam-macam aliran materialisme, dan

        3. Eksistensi kaum materialisme dalam dunia filsafat.


  1. Sistematika Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dijelaskan latar belakang, tujuan penulisan, rumusan masalah dan sistematika pembahasan.

BAB II PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan filsafat aliran materialisme.

BAB III PENUTUP

Dalam bab ini akan diisi kesimpulan dan saran yang berhubungan dengan pembahasan pada bab II.


BAB II

PEMBAHASAN


  1. PENGERTIAN MATERIALISME

Materialisme merupakan salah satu aliran dalam dunia filsafat. Materialisme adalah aliran yang memandang bahwa segala sesuatu adalah relitas, dan realitas seluruhnya adalah materi belaka. Kenyataan bersifat material dipandang bahwa segala sesuatu yang hendak dikatakannya adalah berasal dari materi dan berakhir dengan materi atau berasal dari gejala yang bersangkutan dengan materi. Tokoh aliran materialisme adalah Ludwig Freuerbach (1804-1872). Menurtnya hanya alamlah yang ada, manusia juga termasuk alam.

Kaum materialis mengingkari adanya the ultimate nature of reality (realitas tertinggi atau Yang Mutlak). Mereka menganggap bahwa doktrin alam semesta yang digambarkan oleh sains merupakan materialisme sederhana. Kaum materialis berpendapat bahwa para filosof tidak dapat menambah, dalam arti memperbaiki pengertian materi yang bersifat deskripif yang diberikan oleh para ilmuwan pada masa hidupnya.


  1. ALIRAN-ALIRAN DALAM MATERIALISME

Aliran-aliran dalam materialisme yang dimaksud disini adalah bahwa kaum materialis tidak seluruhnya dari dulu sampai sekarang dalam satu konsep pendapat yang tetap. Namun mengalami perubahan seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan. Adapun aliran-aliran dalam materialisme adalah:

        1. Materialisme Lama

Adalah aliran dalam materialisme yang lebih dulu muncul. Aliran ini berpendapat bahwa alam adalah unsur yang terbentuk dari atom materi yang berada sendiri dan bergerak. Aliran ini juga menggunakan energisme, yakni mengembalikan segala bentuk sesuatu pada energi. Mereka juga berpendapat bahwa manusia sama halnya seperti kayu dan batu. Tapi di sini bukan mereka berpendapat bawa manusia sama dengan kayu dan batu, namun pada akhirnya senua adalah materi, hanya materi.

        1. Materialisme Modern

Adalah aliran yang lebih modern, yang dalam beberapa hal tidak sesuai dengan pendapat para pendahulunya. Aliran ini berpendapat bahwa alam (universe) merupakan kesatuan material yang tak terbatas. Alam, termasuk di dalamnya segala materi dan energi selalu ada dan akan tetap ada. Dan alam (world) adalah realitas yang keras, dapat disentuh, material, objektif, yang dapat diketahui manusia. Materialisme juga mengatakan bahwa jiwa (self) ada setelah materi, jadi psikis manusia merupakan salah satu gejala dari materi yang ada.




        1. Materilisme Dialektis/Historis

Materialisme aliran ini adalah aliran atau ajaran dari Karl Marx (1818-1883), sehingga aliran ini juga sering disebut dengan aliran Marxisme. Adapun pokok-pokok ajaran aliran ini adalah:

        1. Teori materialisme historis.

        2. Perjuangan kelas (class struggle)

        3. Teori nilai dan teori lebih

Adapun disebut dengan Materialisme Historis, karena menurut teorinya arah yang ditempuh oleh sejarah sama sekali ditentukan oleh perkembangan sarana-sarana produksi yang materiil. Marx berkeyakinan bahwa arah sejarah manusia akan manuju pada satu arah yakni komunisme. Dengan kata lain segala kepemilikan pribadi akan diganti dengan kepemilikan bersama. Fase sejarah seperti ini mutlak terjadi, oleh karena itu perjuangan kelas adalah hal utama yang perlu dilakukan.

Sedangkan yang dimaksud dengan aliran Materialisme Dialektik adalah falsafah karl marx bahwa keadaan peristiwa kehidupan akan berubah, seperti layaknya benih pohon yang akan berusaha berubah wujud menjadi pohon. Dalam hal ini marx mengemukakan teori Tese, Antitese, dan Sintese. Tese adalah keadaan awal, dimana manusia hidup pada komunitas asli tanpa pertentangan kelas. Lalu antitese, diman mulai muncul kelas kaum kapitalis dan kaum proletar, maka timbul krisis yang hebat dimana pada akhirnya kaum proletar bersatu untuk mengadakan revolusi. Selanjutnya terjadilah masyarakat tanpa kelas, dimana produksi menjadi hak milik bersama atau negara.


  1. DASAR PEMIKIRAN KAUM MATERIALIS

    1. Bersifat Empirisme, yakni memahami segala sesuatu atas dasar akal dan indera saja.

    2. Bersifat Naturalisme, yakni semua adalah alamiah.

    3. Alam merupakan semesta yang bersifat abadi dan sebagai keseluruhan tidak terarah secara lurus kepada satu tujuan tertentu.

    4. Jiwa merupakan gejala dari materi.

    5. Semua perubahan yang terjadi bersifat kepastian semata.

    6. Substansi-substansi materi merupakan penyusun utama sebuah materi dalam hal ini adalah atom.


  1. BANTAHAN TERHADAP ALIRAN MATERIALISME

Aliran materilisme ternyata juga mendapatkan banyak bantahan dari aliran-aliran lain, diantaranya adalah:

Re Le Sene, seorang tokoh eksentialisme, berpendapat bahwa aliran materialisme tidak mencakup keseluruhan. Dia mengatakan bahwa aliran materialisme bersifat detotalisasi artinya mengingkari manusia secara total, dia berpendapat bahwa yang terpenting bagi manusia adalah usaha, bukan hanya akalnya.

Para ilmuwan modern, berpendapat bahwa materialisme mengingkari faktor penting dalam kehidupan, misalnya cinta dan kebaikan. Karena kadua faktor ini juga merupakan faktor penting dalam keberhasilan usaha manusia.

Agama islam, aliran ini dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama, karena tidak mengakui adanya Yang Mutlak dan unsur metafisika. Karena dalam islam, kehidupan bukam semata yang terlihat, namun juga ada kehidupan yang tak terlihat.

BAB III

PENUTUP


  1. KESIMPULAN

    1. Aliran materialisme adalah aliran yang berpendapat bahwa segala sesuatu adalah dari, oleh dan kembali pada materi.

    2. Aliran materialisme terbagi menjadi tiga, yakni materialisme lama, materialisme baru dan materialisme dialektik (marxisme).

    3. Banyak pendapat aliran ini yang ditentang karena tidak mengakui adanya the ultimate nature of reality (Yang Mutlak) dan jiwa.

  1. SARAN-SARAN

  1. Filsafat berdasar rasio, jadi sebaiknya memilih filsafat yang berdasar rasio kita.

  2. Filsafat sebaiknya diiringi oleh agama, yang merupakan kebenaran tertinggi.

  3. Jangan pernah takut untuk berfilsafat.

DAFTAR PUSTAKA



  1. Kattsoff, Louis O. 2004. Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Tiara Wacana.


  1. Syadali, Drs. H. Ahmad, M.A. Filsafat Umum. Bandung: Pustaka Setia.


  1. Praja, Prof. Dr. Juhaya S. 2005. Aliran-aliran Filsafat dan Etika. Jakarta: Bumi putera.