WELCOME TO OUR KNOWLEDGE

Selamat Datang...
Koleksi makalah untuk temen-temen S1 Jurusan Tarbiyah beserta tulisan-tulisan menarik lain

Sabtu, 23 Mei 2009

BELAJAR TUNTAS
(MasteryLearning)

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Ilmu Jiwa Belajar

Dosen Pembimbing:
Drs. Mu'adz Djamili

Disusun oleh:
Cah Ayu
Semester V-B















SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM "MIFTAHUL 'ULA"
(STAIM)
NGLAWAK-KERTOSONO
Januari, 2009

BAB I
PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG
Dalam suatu lingkup pendidikan diperlukan suatu proses belajar mengajar yang yang sangat efektif karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap perkembangan belajar siswa. Dalam hal ini siswa dituntut untuk menguasai 3 aspek dalam belajar yakni psikomotor, afektif, dan kognitif. Di sisi lain siswa juga diharapkan mampu menguasai semua materi pelajaran yang diberikan oleh guru, dalam hal ini tidak menutup kemungkinan seorang guru ikut terlibat di dalam mengantarkan anak didiknya menuju kesuksesan. Di era sekarang ini telah ditrepkan "Mastery Learning" untuk belajar tuntas. Tujuan diadakannya sistem pembelajaran tuntas tersebut diharapkan terciptanya suatu tujuan pendidikan. Oleh sebab itu makalah ini akan membahas lebih lanjut tentang belajar tuntas "Mastery Learning".


B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah, yakni:
1. Apakah pengertian dari belajar tuntas?
2. Apa saja ciri-ciri dari belajar tuntas?
3. Apakah prinsip-prinsip dari belajar tuntas itu?
4. Bagaimana pelaksanaan dari belajar tuntas?
5. Apa keunggulan dan kelemahan dari belajar tuntas?



C. TUJUAN PEMBAHASAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat dibuat sebuah tujuan pembahasan, yakni:
1. Mengetahui pengertian dari belajar tuntas
2. Mengetahui ciri-ciri dari belajar tuntas
3. Mengetahui prinsip-prinsip dari belajar tuntas
4. Mengetahui pelaksanaan dari belajar tuntas
5. Mempelajari keunggulan dan kelemahan dari belajar tuntas

BAB II
PEMBAHASAN


A. PENGERTIAN BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING)
Konsep belajar tuntas adalah proses belajar yang bertujuan agar bahan ajaran dikuasai secara tuntas, artinya cara menguasai materi secara penuh. Belajar tuntas ini merupakan strategi pembelajaran yang diindividualisasikan dengan menggunakan pendekatan kelompok. Dengan sistem belajar tuntas diharapkan proses belajar mengajar dapat dilaksanakan agar tujuan instruksional yang akan dicapai dapat diperoleh secara optimal sehingga proses belajar lebih efektif dan efisien. Tingkat ketuntasan bermacam-macam dan merupakan persyaratan yang harus dicapai siswa. Persyaratan penguasaan bahan tersebut berkisar antara 75% sampai dengan 90%.

B. CIRI-CIRI BELAJAR TUNTAS
a. Siswa dapat belajar dengan baik dalam kondisi pengajaran yang tepat sesuai dengan harapan pengajar.
b. Bakat seorang siswa dalam bidang pengajaran dapat diramalkan, baik tingkatannya maupun waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari bahan tersebut. Bakat berfungsi sebagai indeks tingkatan belajar siswa dan sebagai suatu ukuran satuan waktu.
c. Tingkat hasil belajar bergantung pada waktu yang digunakan secara nyata oleh siswa untuk mempelajari sesuatu dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajarinya.
d. Model Carroll
Tingkat belajar sama dengan ketentuan, kesempatan belajar bakat, kualitas pengajaran, dan kemampuan memahami pelajaran.
e. Setiap siswa memperoleh kesempatan belajar yang berdiferensiasi dan kualitas pengajaran ynag berdiferensiaisi pula.

C. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR TUNTAS
Para pengembang konseb belajar tuntas mendasarkan pengembangan pengajarannya pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Sebagian besar siswa dalam situasi dan kondisi belajar yang normal dapat menguasai sebagian terbesar bahan yang diajarkan. Tugas guru untuk merancang pengajarannya sedemikian rupa sehingga sebagian besar siswa dapat menguasai hampir seluruh bahan ajaran
2. Guru menyusun strategi pengajaran tuntan mulai dengan merumuskan tujuan-tujuan khusus yang hendak dikuasai oleh siswa.
3. Sesuai dengan tujuan-tujuan khusus tersebut guru merinci bahan ajar menjadi satuan-satuan bahan ajaran yang kecil yang medukung pencapaian sekelompok tujuan tersebut.
4. Selain disediakan bahan ajaran untuk kegiatan belajar utama, juga disusun bahan ajaran untuk kegiatan perbaikan dan pengayaan. Konsep belajar tuntas sangat menekankan pentingnya peranan umpan balik.
5. Penilaian hasil belajar tidak menggunakan acuan norma, tetapi menggunakan acuan patokan.
6. Konsep belajar tuntas juga memperhatikan adanya perbedaan-perbedaan individual. Prinsip ini direalisasikan dengan memberikan keleluasaan waktu, yaitu siswa yang pandai atau cepat belajar bisa maju lebih dahulu pada satuan pelajaran berikutnya, sedang siswa yang lambat dapat menggunakan waktu lebih banyak atau lama sampai menguasai secara tuntas bahan yang diberikan.
D. PELAKSANAAN BELAJAR TUNTAS
Dalam pelaksanaan konsep belajar tuntas apabila kelas itu belum biasa mengguanaakn strategi belajara tuntas, maka guru terlebih dahulu memperkenalkan prosedur belajar tuntas kepada siswa dengan maksud memberikan motivasi, menumbuhkan kepercayaan diri, dan memberikan petunjuk awal.
Pelaksanaan belajar tuntas terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut:
a. Kegiatan orientasi
Kegiatan ini megorientasikan setiap siswa terhadap belajar tuntas yang berkenaan terhadpa orientasi tentang apa yang akan dipelajari oleh siswa dalam jangka waktu satu semester dan cara belajar yang harus dilakukan oleh siswa. Guru menjelaskan keseluruhan bahan yang telah dirancang, lalu melanjutkan dengan pra test.
b. Kegiatan belajar mengajar
1. Guru mengenalkan TIK pada satuan pelajaran yang akan dipelajari dengan cara:
 Memperkenalkan tabel spesifikasi tentang arati dan car mempergunakannya untuk kepentingan belajar.
 Mengajukan pertanyaan yang menonjolkan isi bahan yang disajikan
 Mengajukan topik umum/konsep umum yang akan dipelajari.
2. Penyajian rencana kegiatan belajar berdasarkan standar kelompok. Tujuannya adalah menjelaskan apa yang akan dilakuakan siswa dalam kegoiatan kelompok.
3. penyajian pelajaran dalam situasi kelompok berdasarkan satuan pelajaran. Guru menyampaikan pelajaran sambil memberi peringatan secara periodik untuk menarik perhatian siswa.
4. Mengidentifikasikan kemajuan belajar siswa yang telah memuaskan dan yang belum. Tes dilakukan setelah satu satuan pelajaran selesai diajarkan.
5. Menetapkan siswa yang hasil pelajarannya telah memuaskan. Mereka diminta untuk membantu temen-temannya sebagai tutor atau diberi tugas pengayaan bahan baginya sendiri.
6. Memberikan kegiatan kolektif kepada siswa ang hasil belajarnya belum memuaskan.
7. Menetapkan siswa yang hasil belajaranya memuaskan.
c. Penentuan tingkat penguasaan bahan
Setelah satuan pengajaran selesai diberikan, diadakan tes sumatif, dan diperiksa oleh temannya sendiri berdasarkan petunjuk guru. Mereka sendiri yang menentukan tingkat penguasaan bahan berdasarkan kriteria penguasaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
d. Memberikan atau melaporkan tingkat penguasaan setiap siswa yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengayaan mereka, bahan yang sudah dikuasai ditandai dengan M (mastery) dan yang belum dikuasai ditandai dengan NM (non mastery)
e. Pengecekan keefektifan seluruh program
Keefektifan strategi belajar tuntas ditandai dengan hasil yang dicapai siswa, yakni persen siswa yang mampu tingkat mastery (standar A). Ada dua cara untuk menetukannya yang dapat dilakukan oleh guru:
1. Membandingkan hasil yag dicapaioleh kelas yang menggunakan strategi belajar tuntas dengan kelas yang menggunakan strategi lain.
2. Membuat hipotesis tentang hasil belajar, lalu dibuktikan berdasar hasil belajar kelas (membandingkan tes awal dan tes akhir)


E. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN BELAJAR TUNTAS
1. Keunggulan belajar tuntas
Strategi belajar tuntas memiliki beberapa keunggulan sebagai berikut:
a) Memungkinkan siswa belajar lebih aktif, karena memberikan kesempatan mengembangakn diri, dan memecahkan masalah sendiri dengan menemukan dan bekerja sendiri.
b) Sesuai dengan psikologi belajra modern yang berpegang pada prinsip perbedaan individual dan belajar kelompok.
c) Berorientasi pada peningkatan produktivitas hasil belajar, yakni menguasai bahan ajar secara tuntas.
d) Guru dan siswa bekerjasama secara partisipatif dan persuasif.
e) Penilaian yang dilakukan mengandung nilai obyektifitas yang tinggi karena penilaian dilakukan oleh guru, teman dan diri sendiri.
f) Strategi ini tidak mengenal kegagalan siswa, karena siswa yang kurang mampu dibantu oleh guru dan temannya.
g) Berdasarkan perencanaan yang sistematik.
h) Menyediakan waktu berdasarkan kebutuhan masing-masing iindividu.
i) Berusaha menutupi kelemahan-kelemahan strategi belajr yang lain.
j) Mengaktifkan para guru sebagai regu yang harus bekerjasama secara efektif sehingga proses belajar mengajar dapat dilaksanakan secara optimal.

2. Kelemahan belajar tuntas
a) Sulit dalam pelaksanaan karena melibatkan berbagai kegiatan.
b) Guru-guru masih kesulitan membuat perencanaan karena dibuat dalam satu semester.
c) Guru-guru yang sudah terlanjur menggunakan teknik lama sulit beradaptasi.
d) Memerlukan berbagai fasilitas, dan dana yang cukup besar.
e) Menuntut para guru untuk lebih menguasai materi lebih luas lagi dari standar yang ditetapkan.
f) Diberlakukannya sistem ujian (EBTA atau EBTANAS) yang menuntut penyelenggaraan program bidang studi pada waktu yang telah ditetapkan dan usaha persiapan siswa untuk menempuh ujian.


BAB III
PENUTUP


A. KESIMPULAN
1. Belajar tuntas (mastery learning) adalah belajar mengajar yang bertujuan agar bahan ajaran yang dikuasai secara penuh.
2. Ciri-ciri belajar tuntas
a) Siswa dapat belajar dengan baik dalam kondisi pengajaran yang tepat
b) Bakat seorang siswa dalam bidang pengajaran dapat diramalkan
c) Tingkat hasil belajar bergantung pada waktu yang digunakan
d) Model Carroll
e) Setiap siswa memperoleh kesempatan belajar yang berdiferensiasi
3. Prinsip-prinsip dari belajar tuntas yaitu:
a. Sebagian besar siswa dalam situasi dan kondisi belajar yang normal
b. Guru menyusun strategi pelajaran tuntas
c. Sejalan dengan tujuan-tujuan khusus tersebut guru merinci bahan ajar
d. Selain disediakan bahan ajaran untuk kegiatan belajar utama, juga disusun bahan ajaran untuk kegiatan perbaikan dan pengayaan
e. Penilaian hasil belajar tidak menggunakan acuan norma, tetapi menggunakan acuan patokan.
f. Konsep belajar tuntas juga memperhatikan adanya perbedaan-perbedaan individual
4. Kegiatan belajar tuntas memiliki beberapa keunggulan, namun juga memiliki beberapa kelemahan.

DAFTAR PUSTAKA


1. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya: Jakarta.

2. Ahmadi, Abu, dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia

3. Mansyur. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Ditjen Pembinaan dan Kelembagaan Agama Islam.

4. Http://andeieirfan.multiply.com/journal/item/5/model_mastery_learning.