DUA MATERIALISME DALAM
DUNIA FILSAFAT
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Ilmu Pengantar Filsafat Umum
Disusun oleh:
Wahyu Irvana
Semester I-B
Dosen Pembimbing:
Drs. Amiruddin, M.Pd
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM "MIFTAHUL 'ULA"
(STAIM)
JURUSAN TARBIYAH PRODI S-1 PAI
NGLAWAK-KERTOSONO
Pebruari, 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akal merupakan kelebihan yang dimiliki manusia dari mahluk lain. Dari akal pula muncul berbagai ilmu pengetahuan, karena pemikiran yang dilakukan akal bersumber pula dari ilmu-ilmu yang telah ada. Dan dengan kemampuan rasio pula manusia dapat menjangkau jauh dari sesuatu yang hanya terlihat (empiris), sesuatu di luar indera dan menemukan sebuah kebenaran filsafat.
Dengan tingkat pemahaman manusia yang beragam menyebabkan perbedaaan pendapat tentang kebenaran yang di anut. Dan hal ini menimbulkan berbagi aliran dalam dunia filsafat, salah satunya adalah filsafat materialisme yang lebih menekankan pada kenyataan dan empirisme. Maka dalam makalah ini akan dibahas aliran yang sarat dengan hal nyata, namun kita harus tahu bagaimanakah filsafat, dan makalah ini akan menjawabnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah, yakni:
1. Apa pengertian dari filsafat?
2. Apa saja objek filsafat?
3. Apa pengertian dari filsafat aliran materialisme?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari filsafat.
2. Untuk mengetahui objek dari filsafat.
3. Untuk mengetahui pengertian dari filsafat aliran materialisme.
BAB II
DUA MATERIALISME DALAM DUNIA FILSAFAT
A. FILSAFAT
1. Pengertian Filsafat
Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab yang juga diambil dari bahasa Yunani philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan”. Kata filosofi yang dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut "filsuf".
Adapun pengertian filsafat menurut para ahli adalah:
a) Plato
Filsafat adalah pengertian segala sesuatu yag ada da ilmu yang berminat mencapai kebenaran asli.
b) Aristoteles
Filsafat adalah ilmu yang terkandung dalam metafisika, logika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
c) Marcus Tulius Cecero
Filsafat adalah ilmu pengetahuan sesuatu Yang Maha Agung dan usaha-usaha untuk mencapainya.
d) Al Farabi
Filsafat adalah ilmu tentang alam maujud dan hakikat yang sebenarnya.
e) Immanuel Kant
Filsafat adalah ilmu yang meliputi 4 persoalan, yaitu: apa yang dapat anda ketahui (metafisika), apa yang boleh kita kerjakan (fisika/logika), apa manusia itu (antropologi), dan sampai mana pengharapan kita (agama).
Dari sini dapat kita ketahui bahwa filsafat adalah segala upaya untuk mencapai kebenaran yang hakiki.
2. Tujuan Filsafat
Tujuan dasar dari filsafat adalah mencapai kebenaran sesuatu yang hakiki, baik berupa logika, metafisika, maupun etika. Namun para ahli berpendapat tentang tujuan filsafat sebagai berikut:
a) Sutan Takdir Alisyahbana
Filsafat bertujuan memberi ketenangan jiwa, fikiran dan hati sekalipun menghadapi maut.
b) Hussein
Filsafat adalah ilmu yang memberi kita hikmah dan kepuasan, sedangkan ilmu pengetahuan memberi kita pengetahuan.
c) Titus
Filsafat adalah tujuan mempelajari alam semesta, makna dan tujuannya.
3. Obyek Filsafat
Obyek yang dikaji dalam filsafat meliputi:
a. Umum, yakni menyelidiki segala sesuatu yang ada, disebut pula ontologi.
b. Mutlak, yakni dzat yang harus ada dan mutlak serta tidak tergantung pada apa dan siapa, tidak berpermulaan dan berpenghabisan, disebut pula TUHAN.
c. Kosmologi (jagat raya), yakni mencari hakikat alam semesta dan hubungannya dengan Yang Mutlak.
d. Antropologi (filsafat manusia), yakni mempelajari segala hal yang berkaitan dengan manusia.
e. Etika (tingkah laku manusia), yakni mempelajari tingkah laku manusia yang dipandang baik maupun buruk.
f. Logika, yakni menggunakan akal atau logis sebagai alat mencari kebenaran.
B. MATERIALISME
1. Pengertian Materialisme
Materialisme merupakan salah satu aliran dalam dunia filsafat. Materialisme adalah aliran yang memandang bahwa segala sesuatu adalah relitas, dan realitas seluruhnya adalah materi belaka. Kenyataan bersifat material dipandang bahwa segala sesuatu yang hendak dikatakannya adalah berasal dari materi dan berakhir dengan materi atau berasal dari gejala yang bersangkutan dengan materi.
Berbicara materialisme, berarti kita memasuki kajian ontologis di dalam kerangka sistematika filsafat yang mana tujuannya adalah mencari hakikat dari segala yang ada dan yang mungkin ada dari segala sesuatu.
Menurut materialisme, hakikat dari segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada adalah materi. Roh, jiwa, spirit dan sebagainya (yakni alam immateril) muncul dari materi. Rohani dan kawan-kawannya itu tidak akan ada seandainya tidak ada materi, termasuk di sini Tuhan yang jelas-jelas tampak tingkat abstraksinya. Adpun dasar pemikiran kaum materialis adalah:
1. Bersifat Empirisme dan Rasionalisme, yakni memahami segala sesuatu atas dasar akal dan indera saja.
2. Bersifat Naturalisme, yakni semua adalah alamiah.
3. Alam merupakan semesta yang bersifat abadi dan sebagai keseluruhan tidak terarah secara lurus kepada satu tujuan tertentu.
4. Jiwa merupakan gejala dari materi.
5. Semua perubahan yang terjadi bersifat kepastian semata.
6. Substansi-substansi materi merupakan penyusun utama sebuah materi dalam hal ini adalah atom.
2. Dua Materialisme Dalam Dunia Filsafat
a. Materialisme Metafisis atau Mekanistis(Ludwig Feurbach)
Ludwig Andreas Feurbach (1804-1872) lahir di Bavaria, Jerman dalam keluarga pengacara, akademisi dan orang-orang beriman yang pintar-pintar. Dalam objek yang ia kontemplasikan, manusia menjadi mengenal dirinya. Kesadaran tentang objek adalah kesadaran diri manusia. Objek adalah manifestasi hakikat manusia sehingga di dalamnya hakikat manusia menjadi gamblang. Kekuatan objek atasnya merupakan kekuatan hakikatnya sendiri. Kekuatan objek dari perasaan, intelek, dan kehendak adalah kekuatan perasaan, intelek dan kehendak itu sendiri.
Aliran ini berpendapat bahwa alam adalah unsur yang terbentuk dari atom materi yang berada sendiri dan bergerak. Aliran ini juga menggunakan energisme, yakni mengembalikan segala bentuk sesuatu pada energi. Mereka juga berpendapat bahwa manusia sama halnya seperti kayu dan batu. Tapi di sini bukan mereka berpendapat bawa manusia sama dengan kayu dan batu, namun pada akhirnya senua adalah materi, hanya materi. Dalam perkembangannya aliran ini dibagi dua periode yakni materialisme lama dan materialisme modern.
Aliran ini juga berpendapat bahwa alam (universe) merupakan kesatuan material yang tak terbatas. Alam, termasuk di dalamnya segala materi dan energi selalu ada dan akan tetap ada. Dan alam (world) adalah realitas yang keras, dapat disentuh, material, objektif, yang dapat diketahui manusia. Materialisme juga mengatakan bahwa jiwa (self) ada setelah materi, jadi psikis manusia merupakan salah satu gejala dari materi yang ada.
b. Materialisme Dialektis atau Historis (Karl Marx)
Materialisme aliran ini adalah aliran atau ajaran dari Karl Marx dilahirkan pada tanggal 5 Mei 1818 di kota Treir daerah Rheen, Prusia, Jerman. Ayahnya adalah seorang pengacara yang berada. Ia adalah keturunan Yahudi yang akhirnya sewaktu masih kecil beserta dengan keluarganya, mereka di baptis menjadi penganut agama Kristen Protestan. Sehingga aliran ini juga sering disebut dengan aliran Marxisme. Adapun pokok-pokok ajaran aliran ini adalah:
1. Teori materialisme historis.
2. Perjuangan kelas (class struggle)
3. Teori nilai dan teori lebih
Adapun disebut dengan Materialisme Historis, karena menurut teorinya arah yang ditempuh oleh sejarah sama sekali ditentukan oleh perkembangan sarana-sarana produksi yang materiil. Marx berkeyakinan bahwa arah sejarah manusia akan manuju pada satu arah yakni komunisme. Dengan kata lain segala kepemilikan pribadi akan diganti dengan kepemilikan bersama. Fase sejarah seperti ini mutlak terjadi, oleh karena itu perjuangan kelas adalah hal utama yang perlu dilakukan.
Sedangkan yang dimaksud dengan aliran Materialisme Dialektik adalah falsafah karl marx bahwa keadaan peristiwa kehidupan akan berubah, seperti layaknya benih pohon yang akan berusaha berubah wujud menjadi pohon. Dalam hal ini marx mengemukakan teori Tese, Antitese, dan Sintese. Tese adalah keadaan awal, dimana manusia hidup pada komunitas asli tanpa pertentangan kelas. Lalu antitese, diman mulai muncul kelas kaum kapitalis dan kaum proletar, maka timbul krisis yang hebat dimana pada akhirnya kaum proletar bersatu untuk mengadakan revolusi. Selanjutnya terjadilah masyarakat tanpa kelas, dimana produksi menjadi hak milik bersama atau negara dan fase inilah yang disebut sintese..
Jadi, dengan dijadikannya dialektika sebagai metode untuk memahami alam dan menempatkan ide materialistisnya dalam kerangka metode itu, maka secara otomatis Mark menolak prinsip-prinsip non kontradiksi dan alam-alam di luar materi.
Namun Karl marx dalam sebuah karyanya menolak dikatakan orang materialis freuerbach, dia lebih mengarahkan teorimya pada kesejahteraan manusia dari segi ekonomi, diman dalam hal ini adalah penolakan terhadap kaum kapitalis dan penyetaraan hak-hak kaum proletar (buruh) yang pada akhirnya menciptakan sebuah gagasa komunisme. Jadi menurutnya hal ini bukan hanya teori belaka namun lebih pada pengaplikasian fakta kehidupan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Filsafat adalah segala upaya untuk mencapai hakikat sesungguhnya.
2. Tujuan filsafat adalah mencapai hakikat kebenaran dari sesuatu baik logika, metafisika ataupun estetika.
3. Obyek filsafat adalah umum, mutlak, kosmologi, antropologi, etika, dan logika.
4. Materialisme dibagi menjadi dua, yakni materialisme mekanik (Freuerbach) dan materialisme historik (Marx).
B. Saran
1. Filsafat berdasar rasio, jadi sebaiknya memilih filsafat yang berdasar rasio kita, namun jangan pernah takut untuk berfilsafat.
2. Filsafat sebaiknya diiringi oleh agama, yang merupakan kebenaran tertinggi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kattsoff, Louis O. 2004. Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Tiara Wacana.
2. Syadali, Ahmad, 2006. Filsafat Umum. Bandung: Pustaka Setia.
3. Praja, Juhaya S. 2005. Aliran-aliran Filsafat dan Etika. Jakarta: Bumi putera.
4. Tafsir, Ahmad. 1997. Filsafat Umum. Bandung:Rosda Karya, Cet.V.
5. Lavine, TZ. 2003. Marx, Konflik Kelas dan Orang yang Terasing. Yogyakarta: Jendela.
6. http://artikeldaniklanbarisgratis.blogspot.com/2008/10/materialisme-metafisis-dan-dialektis.html