WELCOME TO OUR KNOWLEDGE

Selamat Datang...
Koleksi makalah untuk temen-temen S1 Jurusan Tarbiyah beserta tulisan-tulisan menarik lain

Senin, 18 Oktober 2010

Filsafat Islam: Perbandingan Pendapat Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd

PERBANDINGAN PEMIKIRAN FILOSOF ISLAM
IBNU SINA Dan IBNU RUSYD

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Matakuliah
FILSAFAT ISLAM

Dosen Pembina: Drs. Amiruddin, M. Ag










Oleh:
Wahyu Ir.
SEMESTER: II-B




SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM "MIFTAHUL 'ULA"
(STAIM)
FAKULTAS TARBIYAH, PRODI S-1 PAI
NGLAWAK-KERTOSONO
Juni, 2009
BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Islam, sebuah agama dan sebuah fenomena yang tak dapat diingkari keberdaannya di dunia ini, sebab itu pula Islam menjadi bahan pembicaraan di sana-sini bahkan untuk orang yang bukan Islam sendiri. Islam mengandung banyak ajaran di dalamnya baik yang berupa eksplisit maupun yang implisit. Betapapun hal itu tidak akan mengurangi kualitas Islam dan kemegahan Islam sebagai agama yang universal, tak terbatas zaman, dan agama yang hak, bukan yang lain.
Filsafat, merupakan salah satu cara mengetahui kebesaran dan keesaan Allah. Filsafat juga merupakan sebuah bentuk rasa syukur manusia kepada nikmat Tuhan yang berupa akal. Dari sinilah muncul para filosof agung dan berbagai hasil pemikiran mereka. Maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai dua filosof, yakni Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah dari Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd??
2. Apa saja karya-karya dari Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd??
3. Bagaimana perbandingan pemikiran dari Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd??

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah singkat Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd
2. Untuk mengetahui Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd karya-karya dari Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd
3. Untuk mengetahui perbandingan pemikiran dari Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd
BAB II
PERBANDINGAN PEMIKIRAN FILOSOF ISLAM
IBNU SINA DAN IBNU RUSYD


A. SEJARAH SINGKAT IBNU SINA DAN IBNU RUSYD
1. Ibnu Sina (980 – 1037 M)
Menurut penjelasanya sendiri, Ibnu Sina dilahirkan di Desa Afshianah, tidak jauh dari Bukhara, di Transoxiana (Persia utara), dimana ayahnya yang hidup dalam berbagai kebudayaan, ia tinggal bersama keluarganya. Beberapa saat sendiri keluarga itu pindah ke Bukhara sendiri, dimana si pemuda Husain menerima pengajaran pribadi dalam (hal) membaca, menulis, aritmatika, yurisprudensi, dan Logika.
Nama lengkap Ibnu Sina adalah Abu Ali Husain Ibn Abdillah Ibn Sina. Ia lahir pada tahun 980 M di Asfshana, suatu tempat dekat Bukhara. Orang tuanya adalah pegawai tinggi pada pemerintahan Dinasti Saman.Di Bukhara ia dibesarkan serta belajar falsafah kedokteran dan ilmu - ilmu agama Islam
Adapun kelebihan-kelebihan dari Ibnu Sina Adalah:
Umur 10 tahun, Ibnu Sina sudah hafal kitab suci Al-Qur'an, dan telah menguasai segala cabang ilmu Agama
Umur 17 tahun dipercaya sebagai konsultan thabib istana, disebabkan ia dapat menyembuhkan pangeran Nuh Ibn Manshur
Dapat melahirkan madzhab Sinawy, meski kini sudah tenggelam
Selalu bermunajat untuk mengobati pasiennya dan tak kurang dari 50 eksemplar dapat beliau hasilkan dalam sehari.
Dan masih banyak lagi. Kesuburan dari hasil karya ini disebabkan karena beberapa faktor, yaitu:
Pertama Ia pandai mengatur waktu, waktu siang dijadikanya untuk urusan pemerintahan, sedang malamnya untuk mengajar dan mengarang bahkan lapangan kesenianpun tidak ditinggalkanya
Kedua Kecenderungan otak untuk kekuatan hafalan yang tidak sedikit artinya bagi kepadatan karyanya. Sering ia menulis tanpa buku referensi
Ketiga Sebelum Ibnu Sina telah hidup Al-Farabi ia yang juga mengarang dan mengulas nya sehingga tidak banyak lagi kesulitan-kesulitan yang harus dihadapinya, terutama dalam soal-soal yang kecil.
Kehidupan Ibnu Sina penuh dengan aktifitas -aktifitas kerja keras. Waktunya dihabiskan untuk urusan negara dan menulis, sehingga ia mempunyai sakit maag yang tidak dapat terobati. Di usia 58 tahun (428 H / 1037 M) Ibnu Sina meninggal dan dikuburkan di Hamazan.

2. Ibnu Rusyd (1126 – 1198 M)
Nama lengkapnya Abu al-Walid Muhammad ibnu Ahmad Ibnu Muhammad ibnu Ahmad ibnu Ahmad ibnu rusyd, lahir di Cordova, Andalus pada tahun 520 H/ 1126 M, sekitar 15 tahun setelah wafatnya abu Hamid al-Ghazali. Ia ditulis sebagai satu-satunya filsuf Islam yang tumbuh dan berkembang dalam keluarga yang semuanya menjadi fuqaha’ dan hakim.
Ayahnya dan kakeknya menjadi hakim-hakim agung di Andalusia. Ibnu Rusyd sendiri menjabat hakim di Sevilla dan Cordova pada saat terjadi hubungan politik yang penting antara Andalusia dengan Marakasy, pada masa Khalifah al-Manshur.
Tidak hanya seorang ilmuan terpandang, ia juga ikut ke medan perang melawan Alphonse, raja Argon. Khalifah begitu menghormati Ibnu Rusyd melebihi penghormatannya pada para pejabat daulah al-Muwahhidun dan ulama-ulama yang ada masa itu.
Walau pun demikian Ibnu Rusyd tetap menjadi orang yang rendah hati, ia menampilkan diri secara arif selayaknya seorang guru dalam memberi petunjuk dan pengajaran pada umat. Hubungan dekat dengan Khalifah segera berakhir, setelah Khalifah menyingkirkannya dari bahagian kekuasaan di Cordova dan buku-buku karyanya pernah diperintahkan Khalifah untuk dimusnahkan kecuali yang berkaitan dengan ilmu-ilmu murni saja.
Pengalaman pahit dan tragis yang dialami Ibnu Rusyd adalah seperti pengalaman hidup yang dialami para pemikir kreatif dan inovatif terdahulu. Namun kecintaannya kepada ilmu pengetahuan, membaca, menulis dan bermuzakarah tidak pernah surut. Kecintaan pada ilmu pengetahuan membentuk kepribadiannya sebagai seorang inklusif, toleran dan suka memberi maaf. Sifat kepribadian ini menurut al-Aqqad menyebabkan ia (saat menjadi hakim) selalu sulit dalam menjatuhkan eksekusi, dan jika eksekusi harus dilakukan ia serahkan kepada para wakilnya.
Hidup terkucil demikian tidaklah lama (1 tahun) dialami Ibnu Rusyd, karena Khalifah segera mencabut hukumannya dan posisinya direhabilitasi kembali. Tidak lama menikmati semua itu, Ibnu Rusyd wafat pada 1198 M/ 595 H di Marakesh dan usia 72 tahun menurut perhitungan Masehi dan 75 tahun menurut perhitungan Hijrah.




B. KARYA-KARYA IBNU SINA DAN IBNU RUSYD
1. Ibnu Sina
Adapun karya-karya dari Ibnu Sina adalah:
1. As- Syifa’ ( The Book of Recovery or The Book of Remedy = Buku tentang Penemuan, atau Buku tentang Penyembuhan).
2. Nafat, buku ini adalah ringkasan dari buku As-Syifa’.
3. Qanun, buku ini adalah buku lmu kedokteran, dijadikan buku pokok pada Universitas Montpellier (Perancis) dan Universitas Lourain (Belgia).
4. Sadidiyya. Buku ilmu kedokteran.
5. Al-Musiqa. Buku tentang musik.
6. Al-Mantiq, diuntukkan buat Abul Hasan Sahli.
7. Qamus el Arabi, terdiri atas lima jilid.Danesh Namesh. Buku filsafat.
8. Danesh Nameh. Buku filsafat.
9. Uyun-ul Hikmah. Buku filsafat terdiri atas 10 jilid.
10. Mujiz, kabir wa Shaghir. Sebuah buku yang menerangkan tentang dasar - dasar ilmu logika secara lengkap.
11. Hikmah el Masyriqiyyin. Falsafah Timur (Britanica Encyclopedia vol II, hal. 915 menyebutkan kemungkinan besar buku ini telah hilang).
12. Al-Inshaf. Buku tentang Keadilan Sejati.
13. Al-Hudud. Berisikan istilah - istilah dan pengertian - pengertian yang dipakai didalam ilmu filsafat.
14. Al-Isyarat wat Tanbiehat. Buku ini lebih banyak membicarakan dalil - dalil dan peringatan - peringatan yang mengenai prinsip Ketuhanan dan Keagamaan.
15. An-Najah, (buku tentang kebahagiaan Jiwa)

2. Ibnu Rusyd
Adapun karya-karya dari Ibnu Rusyd adalah:
1. Komentar atas berbagai karya Aristoteles, di mana untuk setiap buku dia membuat tiga kategori komentar: ringkasan (jami’), komentar singkat (talkhis) dan komentar detail (sharh atau tafsir).
2. Tahafut al-Tahafut, yakni bantahan terhadap terhadap buku al-Ghazali, Tahafut al-Falasifah.
3. Bidayat al-Mujtahid wa Nihayat al-Muqtasid, merupakan karyanya dalam bidang fiqh. Buku ini merupakan suatu studi perbandingan hukum Islam, di mana di dalamnya diuraikan pendapat Ibn Rusyd dengan mengemukakan pendapat-pendapat imam-imam fiqh.
4. Kitab al-Kulliyat fi al-Tibb. Ensiklopedi tersebut terdiri dari tujuh buku yang berhubungan dengan anatomi, fisiologi, patologi umum, diagnosis, materia medica, kesehatan dan terapi umum.
5. Komentar tentang puisi medis Ibn Sina, Arjuzah fi al-Tibb.
6. Ringkasan Almagest-nya Ptolemy dan juga menyusun satu karya tentang gerakan benda-benda langit dengan judul Kitab fi al-Harakah al-Aflak.

C. PEMIKIRAN-PEMIKIRAN IBNU SINA DAN IBNU RUSYD
• Tentang Qodimnya Alam
Ibnu Sina : alam ini diciptakan dari maeri awal, yakni Al hayulal ula, jadi dari bahan yang sudah ada, jadi Tuhan menjadikan alam menjadi bentuk yang lain dari materi itu, maka alam qodim secara zaman, namun tidak qodim secara dzat
Ibnu Rusyd : Inilah alam keseluruhan, perselisihan disini berkenaan dengan waktu yang lalu dan wujud yang lalu. Wujud ini memiliki segi persamaan dengan wujud muhdats dan wujud al-Qadim. Maka mereka yang terkesan dengan persamaan wujud qadim akan menamakannya qadim pula, begitu pun mereka yang terkesan dengan wujud muhdats akan menamakan muhdats pula
Kesimpulan : kedua filosof ini menyatakan bahwa alam ini qodim secara zaman, namun tidak secara dzat.
• Tentang Pengetahuan Tuhan
Ibnu Sina : Allah hanya mengetahui dengan ilmuNya yang Kulli, sebab dalam alam selalu terjadi perubahan, seandainya Allah juga mengetahui yang juz'iyyat (rinci) maka akan terjadi pula perubahan ilmu Allah, dan itu mustahil terjadi padaNya.
Ibnu Rusyd : Cara Tuhan berbeda mengetahu yang juz’iyat dengan cara manusia mengetahuinya, pengetahuan manusia kepada juz’iyat merupakan efek dari objek yang telah diketahui, yang tercipta bersamaan dengan terciptanya objek tersebut serta berubah bersama perubahannya. Sedangkan pengetahuan Tuhan merupakan kebalikannya, pengetahuan-Nya merupakan sebab bagi obyek yang diketahui-Nya. Artinya, karena pengetahuan Tuhan bersifat qadim yakni semenjak azali Tuhan mengetahui yang juz’I tersebut, bahkan sejak sebelum yang juz’I berwujud seperti wujud saat ini.
Kesimpulan : bahwa dua filosof ini adalah sepakat tentang cara Allah mengetahui hal-hal yang parsial (rinsi) adalah dengan ilmuNya yang kulli (umum)
• Tentang Teori Emanasi
Ibnu Sina : sebagai Al Kholiq, Allah menciptakan alam ini tanpa ada perantara zaman, jadi alam ini qodim secara zaman, namun hanya Allah yang qodim secara dzat, Allah berta'aqqul (menggunakan akalNya), kemudian muncul energi dahsyat membentuk materi awal (al hayulal ula), kemudian Ia rubah bentuk materi awal itu menjadi alam, hal ini sesuai dengan sunnatulloh bahwa biji berubah menjadi anak pohon, anak pohon menjadi pohon, pohon berbuah dan buah jatuh menjadi tanah. Jadi pohon tidak ada begitu saja, juga sejalan dengan konsep penciptaan alam dalam Al Qur'an
Ibnu Rusyd ;penciptaan bukanlah creatio ex nihilo, tapi juga bukan emanasi tapi penciptaan adalah proses perubahan dari waktu ke waktu. Menurut pandangan ini, kekuatan kreatif terus-menerus bekerja dalam dunia, menggerakannya dan menjaganya. Adalah mudah untuk menyatukan pandangan ini dengan konsep evolusi, jadi emanasi tidaklah masuk akal, sebab akan menggambarkan sebuah hayalan dalam penciptaan alam ini.
Kesimpulan : untuk teori emenasi ini, Ibnu Rusyd menolak, ia lebih berpendapat bahwa alam ini diciptakan secara evolusi, dan hubungan sebab akibat.
• Tentang Filsafat Wujud
Ibnu Sina : Wujud itu ada ada tiga, yakni wajibul wujud (wujud yang wajib), mumkinul wujud (wujud yang mungkin) dan mamnu'ul wujud (wujud yang tiada), wujud yang wajib adalah Allah SWT, wujud yang mungkin adalah makhluqNya, dan wujud yang tiada adalah sesamaNya.
Ibnu Rusyd : Wujud lebih dikatakan hanya ada dua, yakni wajibul wujud (Allah SWT) dan mumkinul wujud (selainNya). Jadi wujud yang tiada seperti yang dikatakan Ibnu Sina tidaklah dinamai wujud lagi.
Kesimpulan : bahwa pendapat Ibnu Sina ada tiga wujud, sedangkan Ibnu Rusyd hanya dua wujud.

BAB III
PENUTUP


3.1 KESIMPULAN
1. Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd merupakan tokoh filosof, dalam Islam disamping memberi kontribusi yang besar dalam filsafat, mereka juga memberikan kontribusi dalam banyak hal lain, seperti kedokteran dan astronomi.
2. Tidak semua pemikiran dari para filsuf Islam utamanya Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd sama, ini disebabkan karena metode pemikiran dan pola pikir mereka yang berbeda.
3. Dalam hal Qodimnya alam dan pengetahuan Tuhan, mereka sepakat, namun tidak pada emanasi dan filsafat wujud.

DAFTAR PUSTAKA




1. Husayn Ahmad Amin. 2001. Seratus Tokoh dalam Sejarah Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
2. Prof. Dr. Sirajuddin Dzar,MA. 2004. Filsafat Islam . Jakarta: Raja Grafindo Persada.
3. Sidi Ghazalba. 1981. Sistematika Filsafat. Jakarta: Bulan Bintang.

Tidak ada komentar: